Hidup di dunia konon manusia akan lebih banyak merasakan kepahitan dan kesedihan dibandingkan kebahagiaan. Dua hal tersebut tak dapat dihindari dan inilah yang memberi warna pada kehidupan kita. Sangat wajar bila setiap orang berupaya mengejar kebahagiaan, menghindari penderitaan, kesedihan, dan rasa sakit. Secara naluriah semaksimal mungkin orang akan menjauh dari hal-hal dan emosi negative pada kehidupannya, walaupun ini mustahil dilakukan. Bagaimana pun juga kesedihan adalah sesuatu yang dapat membuat orang menghargai kebahagiaan.
Memandang hal-hal negative dari perspektif lain
Bila kita tak dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik, tak perlu khawatir karena kita selalu dapat mengganti pola pikir. Pengalaman serta emosi negative sebaiknya juga jangan direspon dengan pesimis. Cara paling ampuh untuk melakukannya adalah membangun sikap bersyukur dalam diri. Hal ini dapat dilatih dan perlu Anda ketahui bahwa rasa syukur akan memberi dampak yang positif untuk kualitas hidup serta kesehatan Anda.
Dr. Michael McCullough dan Dr. Robert Emmons adalah dua orang ahli yang mempublikasikan hasil riset mereka pada media Psycology Today tentang kebiasaan bersyukur. Para ahli ini mendapati bahwa responden yang dalam kesehariannya menerapkan sikap tersebut memperlihatkan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah. Selain itu mereka juga lebih ramah dalam bersosialisasi dengan orang lain, sangat minim memperlihatkan agresifivitas, dan lebih jarang mengeluh sakit fisik.
Luar biasa, bukan? Tetapi tentu saja bukan hal yang mudah untuk tetap mempertahankan sikap tersebut pada kondisi yang suram, serta saat didera berbagai masalah hidup. Tetapi kabar baiknya, mengembangkan sikap bersyukur ini bukanlah hal yang mustahil. Sekali lagi Anda bisa melatih sikap mental ini hingga lambat laun menjadi kebiasaan. Dengan bersyukur Anda mampu melihat sesuatu yang positif atau hikmah dari pengalaman yang kurang baik.
Cara mengembangkan sikap bersyukur
Anda tertarik untuk melakukan hal ini? Ada beberapa strategi yang bisa Anda coba. Pertama, miliki sebuah buku catatan atau diary yang berisi hal-hal yang layak disyukuri. Catatlah hal tersebut dalam buku setiap hari. Ini bukan berarti hal-hal yang luar biasa atau fantastis, cukup sesuatu yang kecil, sederhana, dan simple yang mungkin jarang diperhatikan dalam keseharian.
Contohnya, bersyukur karena cuaca hari ini cerah, ada atap di atas kepala Anda, ada makanan yang fresh dan hangat di atas piring Anda, ada pakaian bersih yang melekat di tubuh, kesehatan Anda berada dalam kondisi prima, seluruh panca indera Anda berfungsi dengan baik, dan seterusnya.
Berikutnya buatlah jurnal ucapan terima kasih. Di sini buatlah catatan singkat tentang hal-hal atau bisa juga orang yang ingin Anda beri ucapan terima kasih. Bila tidak bisa bertemu langsung dan mengungkapkannya, kirimkan memo tersebut kepada orang yang dimaksud. Jika Anda adalah orang yang sibuk dan tak memiliki waktu untuk menulis, ingat-ingatlah saja dalam pikiran Anda.
Berdoa atau bermeditasi juga merupakan cara yang ampuh untuk menjernihkan pikiran yang mempunyai beban berat. Dengan begitu Anda bisa merasa lebih focus, tenang, serta menjaga mental Anda tetap sehat.
Perluas pandangan Anda dengan melihat keadaan di sekeliling. Membandingkan diri dengan orang-orang yang telah mencapai sesuatu yang lebih dibandingkan Anda hanya akan menimbulkan rasa iri, cemburu, dan frustrasi. Sebaliknya, melihat orang-orang yang hidupnya kurang beruntung dibandingkan Anda akan membantu mengembangkan rasa syukur. Bila memungkinkan bantulah mereka.
Usir pikiran negative dari benak Anda dengan mengucapkan kata-kata yang lebih positif dan berinteraksi link dota777 dengan teman-teman yang juga positif. Bila semua upaya itu tak membuahkan hasil, dan merasa hidup Anda tak berarti dan tak ada yang dapat disyukuri, jangan ragu untuk membuat janji dengan konselor atau psikolog.